Jumat, 22 Oktober 2010

Oleh Abdul Aziz
Barack Obama tiba-tiba membatalkan jadwal kunjungannya ke Indonesia. Benarkah perdebatan sengit RUU Kesehatan di Kongres merupakan satu-satunya alasan penundaan itu? Atau, jangan-jangan, Gedung Putih mencium masih kuatnya gerakan teroris di Indonesia yang mengancam keselamatan “si anak Menteng”?
————
Siang yang terik. Matahari sedang garang-garangnya berpijar di langit Jakarta. Sinarnya yang tajam seakan hendak menghanguskan kendaraan yang menyemut di jalan-jalan protokol. Angin yang sesekali berembus tak kuasa mengusir hawa panas dari kota megapolitan yang sesak itu.
Tapi hawa gerah tak mengurangi keceriaan sekelompok pelajar yang sedang bermain lompat tali di halaman SDN Menteng 01 Jl Besuki, Jakarta Pusat. Tak jauh dari mereka, sekelompok siswa lainnya tengah asyik bermain basket.
Sesekali gelak tawa mereka pecah, bersaing dengan suara teman-temannya yang sedang berlatih paduan suara di dalam bangsal sekolah. Lamat-lamat, terdengar lagu Barack Obama yang dinyanyikan dengan penuh semangat.
Di depan gerbang sekolah, patung Barack Obama kecil setinggi satu meter berdiri kokoh. Di bagian penyangga patung logam itu terpatri tulisan: Si Kecil Barry bermain bersama ibunya, Ann, di daerah Menteng ini. Dia tumbuh dewasa menjadi Presiden Amerika Serikat ke-44, dan penerima Nobel Perdamaian, Barack Obama. Di sisi lainnya tertera tulisan The Future Belongs to those Who Believe in the Power of their Dreams.
Sudah sebulan terakhir ini para siswa SDN Menteng 01 giat berlatih melantunkan lagu Barack Obama, What’s Going On, Syukur, dan Kebyar-Kebyar. Maklum, Selasa (23/3), mereka akan menyanyikan keempat lagu itu untuk menyambut kedatangan Obama di sekolah tersebut.
Para pelajar SDN Menteng 01 juga bakal menyambut Obama dengan tarian tradisional Betawi Lenggang Nyai dan menyanyikan lagu Keroncong Kemayoran dengan iringan orkes tradisional Betawi Gambang Kromong.
Namun, apa lacur, Obama menunda jadwal lawatannya ke Indonesia hingga Juni mendatang. Tentu saja para pelajar dan guru SDN Menteng 01 kecewa berat. “Kami jelas kecewa dan kaget atas penundaan itu,” kata Hasimah, kepala SDN Menteng 01, saat ditemui Investor Daily, Jumat (19/3).
Para pelajar dan guru SDN Menteng 01 layak kecewa. Soalnya, jauh-jauh hari mereka sudah menyiapkan pertunjukan untuk menyambut orang nomor satu di AS itu. “Tapi kami bisa memaklumi alasannya. Saya sudah mendengar dari media massa bahwa Obama belum bisa ke luar negeri karena ada masalah internal yang harus diselesaikan,” tutur Hasimah.
SDN Menteng 01 semula masuk daftar salah satu tempat yang akan dikunjungi Obama dalam lawatannya ke Indonesia. Kunjungan Obama ke SDN Menteng 01 merupakan kunjungan nostalgia. Obama pernah bersekolah di SD yang dulu bernama SD Percobaan 04 Besuki itu pada 1969-1971.
Tapi belakangan, Obama membatalkan rencana tersebut dan hanya akan bertemu para pelajar SD Menteng di Istana Negara. Jumat pagi kemarin, kabar mengejutkan itu pun muncul: Obama membatalkan kunjungannya pekan depan dan menunda lawatannya ke Indonesia sampai Juni 2010.
Misteri Pembatalan
Pembatalan kunjungan Barack Obama ke Indonesia sungguh mengejutkan. Soalnya, Pemerintah AS sudah mengirim Secret Service (SS), aparat keamanan khusus kepresidenan, ke Indonesia. Apalagi informasi pembatalan itu disampaikan hanya dua hari menjelang jadwal kedatangan.
Berdasarkan jadwal awal, Barack Obama akan tiba di Jakarta, Sabtu (20/3) dan bertolak ke Australia, Selasa (23/3). Di sela lawatannya, Obama akan mampir ke Bali. Namun, Washington kemudian merevisi jadwal kedatangan Obama. Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Obama dijadwalkan tiba Selasa (23/3) dan pulang Kamis (25/3).
Sebelum Pemerintah RI secara resmi mengumumkan informasi pembatalan kunjungan Obama pekan depan dan menundanya hingga Juni mendatang, masyarakat masih yakin Barack Obama akan datang ke negeri yang sempat menjadi bagian dari perjalanan hidupnya itu.
Satu-satunya yang sempat membuat ragu masyarakat adalah keikutsertaan seluruh keluarga Obama. Barry, panggilan kecil Obama, awalnya berencana membawa serta segenap keluarganya ke Indonesia. Namun, setelah sejumlah anggota parlemen AS melontarkan kritik bahwa kunjungan Obama hanya untuk bernostalgia, orang nomor satu di Gedung Putih itu memutuskan untuk tidak membawa seluruh keluarganya.
Lantas, apa sebetulnya yang membuat Obama batal datang pekan depan dan menunda kunjungannya ke Indonesia hingga Juni mendatang? Berdasarkan keterangan resmi yang dikeluarkan Gedung Putih, Obama batal berkunjung ke Jakarta, pekan depan, karena sedang konsentrasi mengegolkan RUU Kesehatan.
Sekadar informasi, RUU Kesehatan yang digulirkan Pemerintah AS ditolak mentah-mentah Partai Republik di Kongres. Bahkan, sejumlah pentolan Partai Demokrat, partainya Obama, belakangan ikut menolak RUU tersebut. Kehadiran Obama, konon, dibutuhkan karena pengesahan RUU itu bakal diputuskan melalui voting pada 21 Maret 2010.
Terorisme
Cuma itukah alasannya? Tentu saja tidak. Banyak spekulasi yang beredar, salah satunya tentang terorisme dan keamanan. Ada dugaan pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia pekan depan sejatinya dilatarbelakangi kekhawatiran masih kuatnya terorisme di Indonesia kendati salah seorang gembongnya, Dulmatin, baru saja tewas didor Densus 88.
Dugaan ini cukup beralasan, mengingat polisi baru saja melansir identitas 71 tersangka teroris yang melakukan pelatihan militer di Gunung Bun, Jalin Jantho, Aceh Besar. Dari 71 tersangka itu, sebagian ada yang sudah ditangkap dan sebagian lagi masih dalam pengejaran. Artinya, memang masih banyak teroris yang berkeliaran.
Di luar persoalan teroris, Obama konon juga merasa keder setelah mengetahui banyaknya penolakan yang dilakukan elemen masyarakat di Indonesia terhadap dirinya.
Dengan kata lain, RUU Kesehatan yang dijadikan alasan Obama cenderung mengada-ada dan tidak rasional. Soalnya, untuk alasan yang sama, terdapat perbedaan rentang waktu penundaan. Jika tak ada masalah krusial terkait Indonesia, seharusnya penundaan itu hanya dilakukan dalam hitungan hari dan tidak perlu sampai berbulan-bulan.
Anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani termasuk yang menduga keras masalah terorisme dan keamanan dalam negeri Indonesia menjadi salah satu alasan penundaan kunjungan Obama. “Kalau hanya masalah pengesahan UU, itu kan kegiatan rutin yang terjadwal, sehingga jadwal Presiden pun sudah disesuaikan,” ujar Muzani kepada Investor Daily.
Penundaan kunjungan Obama, sekali lagi, memang mengandung banyak kejanggalan, mengingat Gedung Putih sudah mengerahkan tim advance ke Indonesia. Bahkan, tim pandahulu itu sudah sempat memeriksa Istana Negara untuk mempersiapkan kedatangan Obama.
“Kalau tiba-tiba dibatalkan, itu sangat mengejutkan. Pasti ada sesuatu di balik penundaan itu,” ujar Sekjen Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda) itu.
Apa pun di balik semua itu, pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia pekan depan adalah bentuk lain dari kegagalan diplomasi Pemerintah RI dalam meyakinkan AS bahwa kondisi dalam negeri sudah kondusif.
“Batalnya kedatangan Obama mengindikasikan AS tidak memercayai apa yang telah susah payah dilakukan dan dipersiapkan berbagai pihak di Indonesia untuk mengamankan kedatangannya,” papar Ahmad Muzani.
Maka wajar saja jika kemudian Komisi I DPR berencana meminta pertanggungjawaban Kementerian Luar Negeri, aparat keamanan, dan Badan Intelijen Negara (BIN). “Masalah penundaan atau pembatalan kunjungan Obama tidak bisa dianggap sepele. Ini mempermalukan bangsa Indonesia yang telah bersusah payah melakukan persiapan pengamanan,” tandas Muzani.
Sangat Mengganggu
Soal kemungkinan terorisme menjadi biang kerok pembatalan kunjungan Obama juga diakui pengamat intelijen Wawan Purwanto. Masalah gangguan keamanan dalam negeri, khususnya yang terkait dengan terorisme, mungkin saja menjadi pertimbangan internal Pemerintah AS. “Secara psikologis, itu memang mengganggu. Cuma, itu tidak dipublikasikan sebagai alasan pembatalan,” ucap Wawan.
Sebetulnya, jika memang masalah keamanan dijadikan alasan penundaan kunjungan Obama, Indonesia patut menyesalkannya. Sebab, secara internal, Pemerintah RI telah mengatasi keadaan dengan baik. Apalagi Indonesia juga sudah berpengalaman mengamankan kunjungan kenegaraan kepala negara lainnya. Bahkan, kemampuan pengamanan Indonesia telah terbukti saat kunjungan Presiden George Bush, beberapa tahun silam.
Lagipula, berdasarkan berbagai dokumen yang diperoleh dari penggerebekan puluhan teroris beberapa minggu terakhir, tidak ada indikasi akan adanya penyerangan di mana Presiden Obama sebagai target. Singkat kata, kekhawatiran Washington ihwal terorisme terlampau berlebihan.
Meski begitu, terlepas dari alasan keamanan itu, alasan Gedung Putih bisa dimaklumi. Sebab, kehadiran Obama memang sangat diperlukan mengingat krusialnya isu yang dibahas di Kongres. “Obama juga tak hanya membatalkan kunjungan ke Indonesia, tetapi juga ke Australia. Beda ceritanya bila yang ke Indonesia dibatalkan, sedangkan Australia tidak,” ujar Wawan Purwanto.
Pemerintah Indonesia sendiri tetap yakin penundaan kunjungan Obama bukan disebabkan isu terorisme. “Bukan karena terorisme dan situasi keamanan kita, tetapi karena masalah internal Pemerintah AS,” tegas Menko Polhukam Djoko Suyanto.
Uniknya, di tengah santernya spekulasi yang beredar, Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Luar Negeri Dino Patti Djalal malah mengungkapkan bahwa justru Presiden SBY-lah yang mengusulkan kepada Obama agar kunjungan ditunda sampai Juni 2010 saja.
Dengan begitu, Obama diharapkan lebih fokus pada pembicaraan peningkatan kerja sama bilalteral, mengingat masalah domestik AS sudah selesai. “Jadi, karena itulah Presiden sampaikan sebaiknya kunjungan dilakukan bulan Juni saja,” tutur Dino. (hadi Saksono/etis nehe)
Tulisan ini dimuat di surat kabar Investor Daily edisi Sabtu, 20 Maret 2010.

0 komentar:

Posting Komentar