Menjelang kematiannya, juru kunci (Kuncen) Gunung Merapi, Mbah Maridjan memang menjadi incaran wartawan. Karena dialah satu-satunya orang yang menolak untuk dievakuasi. Ketika ditanya wartawan soal perintah agar mengosongkan kawasan lereng Merapi, ‘selebriti’ gaek ini justru mempersilakan masyarakat untuk mengungsi lebih dulu.
Karena penolakan itulah, wartawan sering memburu dimana Mbah Maridjan berada. Seperti halnya Victarianus Satpranyoto wartawan Kantor Berita Antara. Victarianus mengaku sempat bertemu Mbah Maridjan untuk terakhir kalinya bersama empat kawannya antara pukul 14.30 – 15.30 WIB. “Kami sudah berada di Kinahrejo sekitar pukul 14.00 WIB. Kami menunggu cukup lama, karena waktu itu Mbah Maridjan masih tidur. Jadi kami menunggu beliau bangun,” jelas Victarianus yang kami kutip dari Rebuplika, Rabu (27/10).
Saat itu hanya ada lima wartawan dan seorang yang mengaku utusan khusus mantan ketua PBNU Hasyim Muzadi. Saat Mbah Maridjan bangun, dia langsung menghampiri para wartawan. Terjadi dialog selama hampir satu jam. “Memang jawaban yang diberikan Mbah Maridjan banyak ngelantur atau diplesetkan. Banyak yang tidak nyambung,” jelasnya.
Ia mencontohkan ketika wartawan menanyakan apakah sudah ada perintah dari Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X agar dia segera mengungsi? Mbah Maridjan justru menjawab enteng. “Bagaimana mau memberikan perintah wong beliau di selatan Malioboro sedang saya ada di utara,” tuturnya.
Ketika ditanya mengapa Mbah Maridjan tidak mengungsi, dia hanya menjawab tidak takut karena Merapi bukan hantu yang menakutkan. Setelah bicara ngalor-ngidul, akhirnya juru kunci tersebut pamit untuk shalat Ashar. Wartawan pun bergegas turun.
Tinggal satu orang yakni yang mengaku utusan Hasyim Muzadi yang ikut shalat berjamaah. Lelaki yang tidak diketahui namanya itu minta waktu Mbah Maridjan pada Rabu (27/10) ini karena Hasyim Muzadi mau bertamu. Tapi almarhum menolak. “Kalau mau ketemu ya hari ini, besok saya tidak bisa karena mau pergi,” cetusnya.
Kabarnya orang yang mengaku utusan mantan ketua PBNU selamat. Karena begitu selesai shalat Ashar yang bersangkutan terus pulang.
Kamis, 28 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar